Hari itu hari rabu tanggal 24 desember 2014, hari-hari setelah beres Ujian Tengah Semester (UTS), saya dan teman-teman pun merencanakan untuk mendaki ke sebuah gunung yang merupakan gunung tertinggi ke-empat di Jawa Barat, yaitu Gunung Cikuray yang terletak di sebelah selatan Kota Garut, rencana pendakian ini pun sudah hampir beberapa bulan direncanakan dari banyak anggota yang akan mendaki gunung ini hingga hanya tersisa 4 orang yang memastikan untuk ikut termasuk saya, info-info tentang gunung itu pun sudah didapat dari medannya hingga jalur untuk menuju kesananya, semua sudah beres, lalu apa yang belum, tinggal berangkat !!!


Rabu malam pukul 22.30, saya beserta 3 orang teman saya (sebut saja Ipul, Gepeng, Dan Samsul) langsung segera berangkat menuju Terminal Kampung Rambutan untuk mencari bis tujuan Terminal Guntur Garut. Karena untuk mencapai kota Garut dari Jakarta biasanya via terminal Kampung Rambutan atau via Lebak Bulus dengan jurusan terminal Guntur, Garut.
Dengan tarif Rp 60.000,- (bulan Desember 2014). Dan untuk yang berangkat lebih dari jam 11 malam sebaiknya menggunakan bus dari terminal Kampung Rambutan. Karena saat kami berangkat via Kampung Rambutan hampir jam 00.30 dini hari suasana disana masih sangat ramai.
(Untuk temen-temen dari daerah lain silahkan mencari informasi lagi tentang tranportasi menuju ke terminal Guntur)

Gunung Cikuray adalah salah satu gunung yang berada di daerah Garut, Jawa Barat. Gunung yang mudah diakses terutama dari ibu kota Jakarta karena jaraknya yang tidak terlalu jauh, tapi walaupun tidak terlalu jauh untuk mencapai gunung ini akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit jika dibanding dengan mendaki gunung Gede-Pangrango, gunung Salak, gunung Halimun, bahkan ke gunung Ciremai.
Hal itu dikarenakan tidak ada angkutan umum yang bisa mengantar kita sampai di titik awal pendakian, kita harus mencarter mobil atau menggunakan jasa ojek yang tentunya membuat biaya perjalanan makin tinggi dibanding kalau ada trayek angkutan umum. Berbeda dengan gunung gede yang terdapat trayek angkutan umum sampai di Cibodas, sebagai titik awal pendakian gunung Gede dan Pangrango.

Kamis 25 desember 2014 pagi pukul 06.30 kami tiba di terminal Guntur. lalu kita bergegas mencari sarapan dan mencari info-info transportasi murah untuk pergi ke Posatau Stasiun Pemancar (Titik awal pendakian gunung cikuray). Dari terminal Guntur biasanya perjalanan dilanjutkan dengan angkot 06 menuju Cilawu, dapat turun di Sukamulya atau Cigarungsang, lalu dapat dilanjutkan dengan jasa ojek untuk menuju Stasiun pemancar Rp.35.000/orang. Tapi berhubung perjalanan kami tepat saat long weekend (24-25 desember) jadi diterminal Guntur sudah banyak berjejer mobil bak dan angkot dengan tujuan langsung ke pemancar, tarifnya pun sudah dipatok Rp 45.000/orang, karena saat itu memang banyak sekali pendaki yang baru tiba di terminal Guntur dengan tujuan rata-rata gunung Cikuray dan Papandayan. Jadi secara otomatis gak ada acara tawar menawar lagi masalah tarif, jika tidak mau mobil akan segera dipenuhi oleh pendaki lain. Dan juga jika dibandingkan naik angkot 06 dan dilanjut naik ojek biayanya pun akan beda tipis. Namun kita memilih untuk naik angkot 06 untuk menuju cilawu dengan tarif RP. 6000,- (klo ga salah inget). lalu dilanjutkan dengan naik ojek dengan tarif RP. 35.000,- /ojek.

Perjalanan dari terminal Guntur ke stasiun pemancar memakan waktu kurang lebih 1 jam. Stasiun pemancar ini adalah sebuah lokasi ditengah-tengah perkebunan teh yang berdiri menara-menara pemancar dari berbagai stasiun televisi, karena disini mungkin dianggap letaknya yang sangat strategis. Tapi di tengah perjalanan menuju pemancar saat memasuki perkebunan teh kita akan bertemu pos perkebunan, di situ kita di suruh mengisi buku tamu dan dikenakan biaya Rp. 10.000/orang.



Sekitar pukul 09.00 pagi sampai di stasiun pemancar, kita bisa istirahat sejenak sambil menikmati pemandangan perkebuanan teh yang cukup indah dan sejuk. Disini juga kita bisa mengambil persediaan air karena sepanjang jalur pendakian nanti tidak terdapat mata air. Disini juga tersedia toilet umum tapi saat kita masuk mau sekedar mengambil air bersih atau ke kamar mandi kita dikenakan biaya Rp 3.000,- tarif yang lumayan tinggi jika dibanding dengan pendakian ke gunung lain yang untuk mengambil air biasanya gratis. Tapi menurut informasi, jika pendaki tiba di pemancar pada malam hari, pintu menuju pengambilan air atau toilet tidak ada penjaganya.



Dari stasiun pemancar perjalanan dilanjutkan dengan treking melewati punggungan kebun teh, setelah melewati satu punggungan kita akan bertemu pos pendataan pendaki atau sering disebut basecamp, kita diwajibkan mengisi buku tamu lagi dan diwajibkan mengisi kotak seikhlasnya, lagi-lagi kita harus merogoh kantong, kali ini dana dimaksudkan untuk kebersihan oleh warga setempat.

Setelah dari pos ini perjalanan dilanjutkan menanjak mengikuti punggungan, kondisi jalan gersang, jika musim penghujan akan licin dan jika kemarau mungkin akan sangat berdebu. Tapi dari sini pemandangan sangat jelas, di atas akan terlihat punggungan yang mengarah ke puncak dan dibawah nampak perkebunan teh yang hijau dan di tengahnya terdapat stasiun pemancar.
Dari batas kebun teh ke pintu rimba memakan waktu sekitar 15 menit.

Perjalanan dari pemancar ke pos 1 memakan waktu sekitar 50 menit, dan dari pos 1 ke pos 2 memakan waktu kurang lebih satu jam. Di pos 2 terdapat selter yang muat sekitar 3 tenda. Perjalanan dari pos 2 ke pos 3 kita akan menghadapi medan yang makin curam dan sempit, karena jalurnya diatas punggungan tipis. 



Lalu ditengah perjalanan antara pos 3 dan pos 4 kita tiba-tiba diguyur dengan hujan yang sangat lebat. Kami pun langsung bergegas memasang flysheet dan jas hujan.
Setelah hujan reda pukul 12.30, kamipun perlahan melanjutkan perjalanan. Jalur yang becek dan sangat licin membuat kita harus extra berhati-hati dalam melangkah, kerap kali kami terjatuh atau terpeleset karena licin nya jalur. Tak jarang hujan lebat kembali datang saat kita melakukan perjalanan ataupun saat sedang beristirahat. Yang membuat perjalanan terasa begitu lama.
Menuju Pos 5 hari sudah semakin gelap, kami memutuskan untuk membuat tenda untuk bermalam.

Hari Jumat 26 desember pukul 06.00 kita bergegas summit atau melanjutkan perjalanan menuju puncak. Namun kami pun sepakat untuk menggalkan carrier dan perlengkapan lainnya di tenda untuk mempercepat perjalanan kami menuju puncak. Dan kami pun hanya membawa 1 tas untuk air minum dan cemil-cemilan lainnya.

Dari pos 5 ke dilanjutkan ke pos 6 dengan jarak yang tidak terlalu jauh, hanya sekitar 40 menit kita akan sampai di pos 6. Dari pos ini kita dapat melihat lereng ke puncak dengan jelas dengan hutan yang masih sangat menutup lebat.
Dari pos 6 ke perjalanan dilanjutkan tetap menyusuri jalur punggungan yang sama, dengan medan yang terus menanjak, bahkan kita harus berpegangan akar-akar pepohonan. Lalu dilanjutkan menuju pos 7, dari pos 7 hanya beberapa menit lagi untuk menuju puncak cikuray.





Alhamdulillah pagi itu kami tiba dipuncak pukul 08.15 walau tak terlihat sunrise pemandangan masih cukup cerah untuk sekedar berfoto-foto ria. Di puncak pemandangan sungguh sangat menakjubkan, setelah berjibaku dengan jalur yang terjal dan sangat melelahkan, apalagi sepanjang jalan pandangan tertutup rimbunnya hutan, membuat kita surprise saat tiba di Puncak, seperti halnya seseorang yang ditutup kedua matanya sekian lama dan tiba-tiba setelah dibuka dihadapannya telah terpampang lukisan yang sangat indah...
Hati akan berdecak kagum, "Subhanallah.... Sungguh luar biasa...!!!"

Di puncak kita disuguhkan pemandangan dengan deretan pegunungan yg sangat indah yang diselimuti kabut tipis, diantaranya gunung Papandayan disebelah barat, gunung Guntur di sebelah utara, dan deretan gunung galunggung dan pegunungan Telaga Bodas disebelah timur laut.





Tepat di puncak Cikuray terdapat bangunan permanen. Yang mungkin difungsikan sebagai tempat berteduh bagi para pendaki yang tidak membawa tenda. Bangunan itu sangat kokoh dengan ukuran kurang lebih 3x3 meter, dengan atap beton sehingga banyak pendaki yang nekat memanjat ke atapnya.
Tapi saat melihat bangunan tersebut saya sendiri sangat heran, gak biasanya ada bangunan tepat dipuncak gunung. Yang membuat seakan menjadi canggung dan mengganggu pemandangan. Sangat mengurangi keeksotisan sebuah puncak gunung, karena biasanya puncak gunung ditandai dengan tugu atau sekedar gundukan batu atau plang/plat bertuliskan "puncak".

Dan karena bangunan tersebut suasana puncaknya menjadi pudar alias kurang greget.
Saat kami sampai di puncak Cikuray suasanya jadi tak seperti dipuncak gunung pada umumnya, para pendaki banyak yang naik ke atap bangunan tersebut.
Untuk view pun jadi terhalang dan kurang luas sudut pandangnya.
Tapi apapun itu, tujuan pembanguan gedung itu tentu baik, yaitu untuk berlindung para pendaki dari udara dingin di puncak. Dan saya sendiri sempat memanfaatkan bangunan tersebut saat mendadak turun hujan.
Tapi sekali lagi yang terbesit dalam benak saya adalah alangkah baiknya jika banguan tersebut tidak didirikan tepat dipuncak Cikuray  minimal kebawah dikitlah... heheheee... :D

Setelah puas berfoto-foto ria menikmati indahnya pemandangan dari puncak, Pukul 10.00 kami bergegas turun menuju tenda. Lalu di tenda kami pun melanjutkan istirahat sejenak sebari menyeduh kopi, membuat mie instan, bubur dan lain-lain. Setelah, itu kami packing semua peralatan untuk persiapan turun.Pukul 12.00 kami pun bergegas turun. Perjalanan turun membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam karena jalur yang masih becek dan licin membuat kewaspadaan yang ekstra karena perjalanan turun akan lebih sulit dan menyita konsentrasi.


Pukul 17.30 kami pun sampai lagi di pos pendataan atau biasa disebut basecame, Kami pun beristirahat disana sambil makan gorengan-gorengan yang dijual disana dan ngopi-ngopi lucu hingga malam tiba . Setelah itu kami pun melanjutkan turun ke pos pemancar untuk mencari ojek turun ke sukamulya, sesampainya di jalan sukamulya alhamdulillah kami langsung mendapati bus tujuan Jakarta yang berhenti di hadapan kami, dan menawarkan tarif hanya RP. 50.000,- untuk sampai ke terminal kampung rambutan. Pukul 04.00 tanggal 27 desember 2014 alhamdulillah kami semua tiba dengan selamat.





These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati